Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 Oktober 2015

makalah teori carl rogers paradigma humanistik

makalah teori psikologi carl rogers               KELAS A
MAKALAH
(Humanistik) Carl Rogers
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas KelompokMata Kuliah Psikologi Kepribadian II)
Dosen Pengampu : St. Syawaliyah Gismin, S.Psi., M.Psi., Psikolog





                                        Kelompok 2
                                        setia wardana onding
                                        wahyuni yunus
                                        evi reskiani
                                        yunita febriani


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA 
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ KEPRIBADIAN” dengan baik.
            Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu.
            Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

makassar, 8 oktober 2015









BIOGRAFI
            CARL ROGERS lahir dari pasangan Walter dan Julia Cushing Rogers di tanggal 8 januari 1902 di Oak Park (wilayah pinggiran Chicago), anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya seorang insinyur sipil dan kontraktor yang sukses, tidak ada persoalan ekonimi di kehidupan awal Rogers.
Ketika berusia 12 tahun, Rogers dan keluarganya pindah ke sebuah pertanian sekitar 30 mil dari Chicago. Di tahun 1919, Rogers mendaftar ke Universitas Wiscounsin dan msangat aktif dalam pelayanan gereja pada tahun-tahun awalnya di universitas. Di tahun 1922 Rogers menjadi satu dari 10 mahasiswa yang terpilih untuk menghadiri konferensi Perkumpulan Mahasiswa Kristen sedunia di Peking, China.
Saat menjalani pendidikan doktornya, Rogers menerima tawaran sebagai psikologi di Departemen Penelitian anak milik socienty for the prevention of cruelty to children di Rochester, New york, tempatnya bekerja sebagai internis.
Di tahun 1944, sebagai bagian dari wamil Perang Dunia II, Rogers meninggalkan Ohio menuju New York sebagai Direktur Layanan Konseling bagi USO (United Service Organization). 








1.      Struktur Kepribadian
Walaupun Rogers nampaknya tidak mementingkan konstruk-konstruk struktuaral, dan lebih senang menaruh perhatian pada perubahan  dan perkembangan kepribadian, namun ada dua konstruk yang sangat penting dalam teorinya dan bahkan dapat dianggap sebagai tempat berpijak bagi seluruh teorinya. Kedua konstuk tersebut adalah organisme dan diri ( self ).

Organisme Secara psikologis, organisme adalah lokus atau tempat dari seluruh pengalaman. Pengalaman meliputi segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran organisme pada setiap saat. Keseluruhan pengalaman ini merupakan medan fenomenal. Medan fenomenal adalah “ frame of reference “ dari individu yang hanya dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatis dan selanjutnya tidak pernah dapat diketahui dengan sempurna” ( Rogers, 1959 ). Bagaimana individu bertingkah laku tergantung pada medan fenomenal itu ( kenyataan subjektif ) dan bukan pada keadaan-keadaan perangsangnya  ( kenyataan luar ).
               Harus dicatat bahwa medan fenomenal tidak identik dengan medan kesadaran. “ kesadaran adalah perlambangan dari sebagian pengalaman kita ( Rogers, 1959 ). Dengan demikian, medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar ( dilambangankan ) dan pengalaman tak sadar ( tidak dilambangakan ). Akan tetapi, organisme dapat membedakan kedua jenis pengalaman tersebut dan bereaksi terhadap pengalaman yang tidak dilambangkan. Mengikuti McCleary dan Lazarus ( 1949 ), Rogers menyebut peristiwa itu sebsepsi.

Diri ( Self ) Sebagian dari medan fenomenal lama kelamaan menjadi terpisah. Ini adalah diri. Diri atau konsep-diri merupakan :
Gestalt konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari ‘ diri subjek ‘ atau ‘ diri objek ‘ dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara ‘ diri subjek ‘ atau ‘ diri objek ‘ dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beseta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Gastalt lah yang ada dalam kesadaran meskipun tidah harus disadari. Gastalt tersebut bersifat luntur dan berubah-ubah,suatu proses,tetapi pada setiap saat merupakan suatu entitas spesifik.
2.        Dinamika Kepribadian
            Organisme mempunyai suatu kecenderungan dan kerinduan dasar yakni mengantualisasikan, mempertahankan , dan mengembangkan organisme yang mengalami kecenderungan untuk mengaktualisasi ini bersifat selektif, menaruh perhatian hanya pada aspek-aspek lingkungan yang memungkinkan orang yang bergerak secara konstruktif ke arah pemenuhan dan kebulatan. Di suatu pihak terdapat satu kekuatan yang memotivasikan , yakni dorongan untuk mengaktualisasikan diri, dilain pihak hanya ada satu tujuan hidup, yakni menjadi pribadi yang teraktualisasi- dirinya atau pribadi yang utuh.
Rogers menambahkan suatu ciri baru ada pada konsep pertumbuhan ketika ia mengamati nahwa tendensi gerak maju hanya dapat beroperasi bila pilihan-pilihan dipersepsikan dengan jelas dan dilambangkan dengan baik. Seseorang tidak dapat mengaktualisasikan dirinya kalau ia tidak dapat membedakan antara cara-cara tingkah laku progresif dan regresif. Tidak ada suara hati dari dalam yang akan memberitahu seseorang manakah jalan kemajuan itu, tidak ada keharusan organismik yang akan mendorongnya maju. Orang harus mengetahui sebelum mereka mendorongnya maju. Orang harus mengetahui sebelum mereka dapat memilih, tetapi bila mereka benar-benar mengetahui maka mereka selalu memilih untuk bertumbuh dan bukan untuk mundur.
Rogers tetap setia pada pendirian fenomenologisnya dengan selalu menggunakan frase ‘ sebagaimana dialami ‘ dan sebagai mana dipersepsikan ‘. Akan tetapi dalam membicarakan proposisi ini, Rogers mengakui bahwa kebutuhan-kebutuhan dapat menimbulkan tingkah laku yang dapat meskipun kebutuhan-kebutuhan itu dialami secara sadar. Sesunguhnya Rogers telah mengurangi peranan kesadaran atau kesadaran diri bagi berfungsinya individu secara sehat. Ia menulis “ dalam pribadi yang berfugsi dengan baik , kesadaran cenderung menjadi sesuatu yang refleksif, bukan suatu lampu sorot tajam dari perhatian yang terpusat. Mungkin lebih tepat kalau dikatakan hanya dalam pribadi yang demikian, kesadaran hanyalah merupakan refleksi tentang sesuatu dari aliran organisme pada saat itu. Hanya ketika fungsi terganggu maka timbul lah kesadaran diri dengan jelas.
3.        Perkembangan Kepribadian
Rogers tidak memberikan jadwal waktu tahap-tahap penting yang dilalui orang dari masa bayi hingga masa dewasa. Sebaliknya ia memutuskan perhatian pada cara-cara bagaimana penilaian pada orang-orang terhadap individu, khususnya selama masa kanak-kanak, cenderung memisahkan pengalaman-pengalaman organisme dan pengalaman-pengalaman diri,
          Apabila individu hanya mengalami penghargaan positif tanpa syarat, maka tidak akan ada syarat-syarat penghargaan, harga diri akan menjadi tanpa syarat, kebutuhan-kebutuhan akan pengorganismik dan individu akan terus berpenyesuaian baik secara psikologis dan akan berfungsi sepenuhnya.selanjutnya, sedikit demi sedikit sepanjang masa kanak-kanak, konsep diri menjadi semakin demi sedikit sepanjang masa kanak-kanak , konsep diri menjadi semakin menyimpang justru disebabkan karena penilaian orang-orang lain. Akibatnya, suatu pengalaman organismik yang tidak selaras dengan konsep diri yang tak wajar ini akan dirasakan sebagai suatu ancaman dan menimbulkan kecemasan.

            Rogers menunjukkan bahwa orang-orang kerapkali mempertahankan dan mengembangkan dengan gigih gambaran diri yang sama sekali berbeda dengan kenyataan. Orang yang merasa nahwa dirinya tidak berharga akan mengeluarkan dari kesadaran evidesi yang bertentangan dengan gambaran ini atau akan menginterpretasikan kembali evidensi tersebut untuk membuatnya selaras dengan perasaan tidak berharganya.
            Keretakan antara diri dan organisme tidak hanya menimbulkan sikap defensif dan distorsi, tetapi juga mempengaruhi hubungan-hubungan seseorang dengan orang-orang lain. Orang-orang yang defensif cenderung merasa bermusuhan terhadap orang-orang lain karena menurut pandangan mereka tingkah laku orang-orang lain karena menurut pandangan mereka tingkah laku orang-orang lain tersebut mencerminkan perasaan-perasaan mereka yang disangkal.
       Bagaimana keretakan antara diri dan organisme, serta antara aku dan orang-orang lain dapat disembuhkan ? Rogers mengemukakan tiga delil berikut :
       Dalam kondisi-kondisi tertentu, terutama pada saat ancaman terhadap struktur diri sama sekali tidak ada, pengalaman-pengalaman yang tidak konsisten dengan struktur diri itu mungkin diamati , dan diperiksa , dan struktur dirinya disesuaikan untuk mengasimilasikan dan memasukkan pengalaman tersebut.
       Apabila individu mempersepsikan dan menerima segala pengalaman sensorik dan viskeralnya ke dalam satu sistem yang konsisten dan terintegrasi, maka ia pasti lebih memahami orang-orang lain dan lebih menerima orang-orang lain sebagai individu yang berbeda. Apabila seseorang merasa terancam oleh impuls-impuls seksual , maka ia cenderung mengkritik orang-orang lain yang pada penglihatannya bertingkah laku dalam cara-cara seksual.
            Sehubungan dengan ini Rogers mengemukakan pertanyaan, apakah proses penilain yang terus-menerus terhadap pengalaman-pengalaman seseorang menurut patokan-patokan yang sama sekali pribadi sifatnya, tidak akan menimbulkan anarki sosial ? menurut keyakinan Rogers tidak. Semua orang “ pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, termasuk kebutuhan supaya diterima oleh orang-orang lain. Maka dari itu, nilai-nilai mereka akan memiliki banyak kesamaan .
Mengakhiri uraian tentang ciri-ciri pokok teoro Rogers ini, pembaca mungkin heran mengapa teori tersebut dinamakan “ person centered “ atau “ berpusat pada pribadi “, dan bukan ‘ organismic centered ‘ atau berpusat pada organisme “ jawabanya sangat sederhana . Dalam individu yang berfungsi sepenuhnya, sang pribadi adalah juga si organisme. Dengan kata lain, sama sekali tidak ada perbedaan antara kedua istilah tersebut. Istilah pribadi lebih disukai karena istilah itu lebih bermakna psikologis. Pribadi adalah organisme yang mengalami. Pribadi dan diri adalah juga sama apabila diri benar-benar kongruen dengan organisme. Semuanya ini dapat disimpulkan organisme sebagai suatu sistem yang hidup, bertumbuh dan bersifat holistik merupakan realitas psikologi dasar. Setiap bentuk penyimpangan dari realitas dasar ini akan mengancam integritas pribadi yang bersangkutan.

4.        Pandangan masing2 teori tentang kepribadian yang sehat
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan  besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.



Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan makalah di atas antara lain sebagai berikut :
1.        Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah – masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
2.        Pembelajaran berdasarkan teori humanisti ini cocok diterapkan untuk materi- materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
3.      Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata- mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang laingagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima, dan Rogers juga mengabaikan aspek- aspek sadar dalam tingkah laku manusia
4.      Perbedaan teori Rogers dan teori Maslow adalah menurut Rogers bagi seseorang untuk "tumbuh", mereka memerlukan suatu lingkungan yang menyediakan mereka dengan genuinness (keterbukaan dan self-disclosure), penerimaan (yang dilihat dengan hal positif tanpa syarat), dan empati (didengarkan dan dipahami). Perbedaan yang lain adalah penekanan bahwa Maslow memberikan ke puncak pengalaman.









Daftar pustaka